Demam kelinci, atau yang dikenal juga sebagai tularemia, adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini umumnya menyerang hewan pengerat seperti kelinci, tetapi juga dapat menular kepada manusia melalui gigitan serangga atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Belakangan ini, kasus demam kelinci di Amerika Serikat (AS) telah melonjak secara signifikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada tahun 2019 terdapat lebih dari 2.000 kasus demam kelinci yang dilaporkan di AS. Hal ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Gejala demam kelinci pada manusia umumnya mirip dengan gejala flu biasa, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, jika tidak diobati dengan cepat, penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti pneumonia atau infeksi kulit.
Untuk mencegah penularan demam kelinci, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain:
1. Hindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, terutama kelinci dan pengerat.
2. Gunakan sarung tangan saat menangani hewan peliharaan atau saat bekerja di area yang berpotensi terinfeksi.
3. Cuci tangan dengan sabun dan air setelah beraktivitas di luar rumah atau bersentuhan dengan hewan.
4. Kenali gejala demam kelinci dan segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala tersebut.
Selain itu, vaksin untuk mencegah demam kelinci juga tersedia dan direkomendasikan bagi mereka yang tinggal atau bekerja di daerah dengan risiko tinggi terpapar penyakit ini.
Demam kelinci merupakan penyakit yang serius dan dapat menular dengan cepat jika tidak diatasi dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan keluarga dari penularan demam kelinci.