Menurut data terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah ibu yang mengalami depresi pascapersalinan di Amerika Serikat semakin meningkat. Depresi pascapersalinan adalah kondisi kesehatan mental yang sering kali terjadi pada wanita setelah melahirkan.
Studi yang dilakukan oleh CDC menemukan bahwa sekitar 1 dari 8 wanita mengalami depresi pascapersalinan. Angka ini meningkat dari sebelumnya yang hanya sekitar 1 dari 10 wanita pada tahun 2018. Depresi pascapersalinan dapat memengaruhi kesejahteraan ibu dan bayi, serta hubungan antara mereka.
Faktor risiko depresi pascapersalinan dapat bervariasi, mulai dari faktor genetik, hormonal, psikologis, dan lingkungan. Beberapa gejala depresi pascapersalinan meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, kelelahan yang berlebihan, kesulitan tidur, perubahan nafsu makan, dan perasaan tidak mampu merawat bayi dengan baik.
Penting bagi ibu yang mengalami depresi pascapersalinan untuk mencari bantuan dan dukungan dari tenaga kesehatan mental. Terapi psikologis, obat-obatan, dan dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat membantu mengatasi depresi pascapersalinan.
Upaya pencegahan juga penting untuk mengurangi risiko depresi pascapersalinan. Ibu hamil dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan kesehatan mental, seperti olahraga, meditasi, dan terapi bicara dengan pasangan atau keluarga.
Dengan meningkatnya kesadaran tentang depresi pascapersalinan, diharapkan ibu-ibu di Amerika Serikat dapat mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi kondisi ini. Melalui perawatan yang tepat, ibu dan bayi dapat tetap sehat dan bahagia setelah melahirkan.